Showing posts with label Renungan. Show all posts
Showing posts with label Renungan. Show all posts

Thursday, July 18, 2013

ANTARA ORANG TUA, ANAK DAN ISTERI


Seorang dosen mengadakan permainan kecil kepada mahasiswa yang sudah berkeluarga & meminta 1 orang maju ke papan tulis.

Dosen: "Tulis 10 nama yang paling dekat dengan anda".

Lalu mahasiswa menulis 10 nama, ada nama tetangga, orang tua, teman kerja, istri, anaknya dst.

Dosen: "silahkan pilih 7 diantaranya yang sekiranya anda ingin hidup terus bersama nya", mahasiswa itu mencoret 3 nama.

Dosen: "coret 2 nama lagi", tinggallah 5 nama.

Dosen: "coret lagi 2 nama", tersisalah 3 nama yaitu nama orang tua, istri & anaknya.

Suasana kelas hening. Mereka mengira semua sudah selesai & tidak ada lagi yang harus dipilih.

Tiba-tiba Dosen berkata : "silahkan coret 1 nama lagi!", mahasiswa itu perlahan mengambil pilihan yang amat sulit lalu mencoret nama org tuanya secara perlahan.

Dosen: "silahkan coret 1 nama lagi!", hati sang mahasiswa menjadi bingung. Kemudian mengangkat kapur & lambat laun mencoret nama anaknya & mahasiswa itupun menangis.

Setelah suasana tenang sang Dosen bertanya kepada Mahasiswa itu. "Kau tdk memilih orang tua yang membesarkan Anda, tidak juga memilih anak yang darah dagingmu, sedang istri itu bisa dicari lagi. Tapi mengapa anda berbalik memilih istrimu?"

Semua org di dalam kelas terpana menunggu jawaban dari Mahasiswa itu.

Lalu sang Mahasiswa itu berkata, "Seiring waktu berlalu, org tua saya akan pergi & meninggalkan saya, sedang anak jika sudah dewasa lalu menikah, setelah itu pasti meninggalkan saya juga"

"Sedangkan yang bisa menemani saya dalam hidup ini hanyalah ISTRI saya"

Orang tua & anak bukan saya yang memilih, tapi saya yang memilih sendiri ISTRI saya dari seluruh wanita yg ada. Saya sangat mencintainya di setiap waktuku dlm hidupku. Terima kasih Tuhan"

Tuesday, October 23, 2012

TULISAN DI ATAS PASIR

Banyak orang yang begitu sulit melupakan perbuatan orang lain dan kisah-kisah yang menyakitkan. Mereka menyimpan kebencian di dalam hati sehingga menjadi akar kepahitan yang ditanggung sepanjang hidup. Dendam dan kebencian memenuhi hati dan pikiran sehingga tidak bisa menikmati indahnya kehidupan ini. Mengapa? Sesuatu yang menyakitkan sangat sulit dilupakan, sulit dimaafkan. Tetapi kebaikan dan pertolongan orang lain cepat sekali dilupakan. Hal ini disebabkan karena kita lebih memilih mengabadikan kepedihan dan pengalaman pahit daripada mengabadikan kebaikan dan pengalaman indah dengan sesama.

Ada sebuah kisah tentang 2 sahabat yang sedang berjalan-jalan menyusuri pantai yang berpasir. Mereka asyik membicarakan sesuatu sehingga terjadilah sedikit perdebatan yang mengakibatkan mereka bertengkar. Salah satu dari mereka menendang kaki sahabatnya. Meski merasa sakit, teman yang kakinya ditendang itu diam dan menahan rasa sakitnya. Dengan jarinya ia menulis di pasir, “Hari ini sahabatku menendang kakiku.” Mereka terus berjalan, sampai mereka tiba di ujung pantai yang dipenuhi bebatuan tajam. Karena tidak hati-hati berjalan menaiki batu-batu itu, teman yang kakinya ditendang itu tadi terpeleset dan hampir jatuh ke bawah. Sahabatnya langsung mengulurkan tangan untuk menolongnya. Setelah merasa tenang, ia menulis lagi tetapi kali ini di atas sebuah batu. “Hari ini sahabatku menyelamatkan nyawaku”. Sahabatnya langsung bertanya kepadanya, “Mengapa ketika aku menendangmu engkau menulisnya di atas pasir, tetapi ketika aku menolongmu engkau menulisnya di atas batu?” tanya sahabatnya. Sambil tersenyum sahabat yang baru ditolongnya menjawab, “Apabila seseorang menyakiti dan mengecewakan kita, kita harus menulisnya di atas pasir, dimana angin dan gelombang pengampunan akan menghilangkannya. Sedangkan setiap perbuatan kasih dan kebaikan harus dituliskan di atas batu hati kita dimana tidak akan pernah ada sesuatu yang dapat menghapusnya.”

Sejauh Timur dari Barat telah dijauhkan Tuhan setiap dosa dan pelanggaran kita dan Ia pun ingin agar kita tidak mengukir di dalam hati dan pikiran kita setiap kesalahan dan pelanggaran sesama. Contoh terbaik dari pengampunan adalah apa yang sudah Tuhan lakukan di dalam hidup kita. Kalau kita mau jujur, betapa banyaknya kesalahan, kelemahan dan dosa yang kita temukan di dalam diri kita. Tetapi mengapa Tuhan berkali-kali mengatakan bahwa Ia sangat mengasihi kita? Apakah karena kebaikan yang telah kita lakukan? Sama sekali tidak! Kita hanyalah orang-orang yang memperoleh kemurahan dan anugerah Tuhan dimana Ia tidak pernah menulisakn dosa kita di atas “batu” hatiNya tetapi membuangnya ke dasar laut. Sediakanlah pengampunan yang tidak terbatas dan jangan pernah menuliskan kesalahan dan dosa sesamamu di atas “batu” hatimu. Tulislah kesalahan mereka di atas “pasir” tetapi kebaikan mereka di atas “batu”. Ingatlah bahwa Tuhan juga telah menjauhkan pelanggaranmu.

Saturday, October 20, 2012

Di Balik Fenomena Facebook

...hanya sebuah "perenungan"....

Di Balik Fenomena Facebook

Ketika perpecahan keluarga menjadi tontonan yang ditunggu dalam sebuah episode infotainment setiap hari. Ketika aib seseorang ditunggu-tunggu ribuan mata bahkan jutaan dalam berita-berita media massa.

Ketika seorang celebritis dengan bangga menjadikan kehamilannya di luar pernikahan yang sah sebagai ajang sensasi yang ditunggu-tunggu ...’siapa calon bapak si jabang bayi?’

Ada kabar yang lebih menghebohkan, lagi-lagi seorang selebritis yang belum resmi berpisah dengan suaminya, tanpa rasa malu berlibur, berjalan bersama pria lain, dan dengan mudahnya mengolok-olok suaminya.

Mungkin kita bisa berkata ya wajarlah artis, kehidupannya ya seperti itu, penuh sensasi.Kalau perlu dari mulai bangun tidur sampai tidur lagi, aktivitasnya diberitakan dan dinikmati oleh publik.

Ternyata sekarang bukan hanya artis yang bisa seperti itu, sadar atau tidak, ribuan orang sekarang sedang menikmati aktivitasnya apapun diketahui orang, dikomentari orang bahkan mohon maaf ....’dilecehkan’ orang, dan herannya perasaan yang didapat adalah kesenangan.

Fenomena itu bernama facebook, setiap saat para facebooker meng update statusnya agar bisa dinikmati dan dikomentari lainnya. Lupa atau sengaja hal-hal yang semestinya menjadi konsumsi internal keluarga, menjadi kebanggaan di statusnya. Lihat saja beberapa status facebook :

Seorang wanita menuliskan “Hujan-hujan malam-malam sendirian, enaknya ngapain ya.....?”------kemudian puluhan komen bermunculan dari lelaki dan perempuan, bahkan seorang lelaki temannya menuliskan “mau ditemanin? Dijamin puas deh...”

Seorang wanita lainnya menuliskan “ Bangun tidur, badan sakit semua, biasa....habis malam jumat ya begini...:” kemudian komen2 nakal bermunculan...

Ada yang menulis “ bete nih di rumah terus, mana misua jauh lagi....”, ----kemudian komen2 pelecehan bermunculan

Ada pula yang komen di wall temannya “ eeeh ini si anu ya ...., yang dulu dekat dengan si itu khan? Aduuh dicariin tuh sama si itu....” ----lupa klu si anu sudah punya suami dan anak-anak yang manis

Yang laki-laki tidak kalah hebat menulis statusnya “habis minum jamu nih...., ada yang mau menerima tantangan ?’----langsung berpuluh2 komen datang

Ada yang hanya menuliskan, “lagi bokek, kagak punya duit...”

Ada juga yang nulis “ mau tidur nih, panas banget...bakal tidur pake dalaman lagi nih”

Dan ribuan status-status yang numpang beken dan ingin ada komen-komen dari lainnya

Dan itu sadar atau tidak sadar dinikmati oleh indera kita, mata kita, telinga kita, bahkan pikiran kita.

Tak ada lagi rasa malu, tertuang semua di halaman tersebut, halaman dunia maya yang menjadikan penikmatnya tak lagi merasa canggung dan malu menulis dan berkomentar karena memang tak ada lagi yang dianggap tabu.

Tak ada pengawasan dari administrator yang menjadikan penikmatnya semakin merasa bebas dan cenderung merasa sah-sah saja apa yang mereka tuliskan.

Ada yang lebih kejam dari sekedar status facebook, dan herannya seakan hilang rasa empati dan sensitifitas dari tiap diri terhadap hal-hal yang semestinya di tutup dan tidak perlu di tampilkan.

Seorang wanita dengan nada guyon mengomentarin foto yang baru sj di upload di albumnya, foto-foto saat SMA dulu setelah berolah raga memakai kaos dan celana pendek.....padahal sebagian besar yang didalam foto tersebut sekarang sudah berjilbab

Ada seorang karyawati mengupload foto temannya yang sekarang sudah bekeluarga, berkehidupan yang bermartabat, yaitu foto saat dulu bersama teman-teman prianya bergandengan dengan ceria....

Ada pula seorang pria meng upload foto seorang wanita mantan kekasihnya dulu yang sedang dalam kondisi sangat seronok padahal kini sang wanita telah berkeluarga dan hidup dengan tenang

Dan fenomena di atas harusnya menjadi pertanda bagi mereka yang mau berpikir, hegemoni ‘kesenangan semu’ dan dibungkus dengan ‘persahabatan fatamorgana’ ditampilkan dengan mudahnya celoteh dan status dalam facebook yang melindas semua tata krama tentang Malu, tentang menjaga Kehormatan Diri dan keluarga.

Arogansi kesenangan semakin menjadi-jadi dengan tanpa merasa bersalah mengungkit kembali aib-aib masa lalu melalui foto-foto yang tidak bermartabat yang semestinya dibuang saja atau disimpan rapat.

Bagi mereka para wanita yang telah merintis jalan yang mereka yakini jauh lebih mulia dengan menutup kehormatannya, menjadi teriris hatinya melihat masa lalunya dibuka dengan penuh senyuman, oleh orang yang mengaku sebagai teman, sebagai sahabat. Sedangkan mereka tak dapat berbuat apa-apa…

Maka jagalah kehormatan diri, jangan tampakkan lagi aib-aib masa lalu.

Maka jagalah kehormatan diri kita, simpan rapat keluh kesah kita, simpan rapat aib-aib diri, jangan bebaskan ‘kesenangan’, ‘gurauan’ membuat kehormatan diri kita luntur tak berbekas.

=====

bagaimana dengan kita?

cetak spanduk murah

Info

Cara Cepat Hamil



free counters
View My Stats